Selasa, 19 April 2011

Usaha Pencarian Rezeki

Usaha Pencarian Rezeki
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
وَمَامِنْ دَآبَّةٍ فِى اْلأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللهِ رِزْقُهَا
Artinya : “Dan tidak ada satu binatang melata pun di muka bumi ini, melainkan Allah yang menanggung rezekinya.” (QS Hud : 6)
Ini adalah dalil bahwa Allah telah menjamin rezeki seluruh makhluk yang berada di alam ini, sejak sebelum Ia menciptakan wujud. Oleh karena itu usahamu (tadbir) untuk mencari rezeki dan bersungguh-sungguh dalam usahamu sehingga melalaikan perintah Allah, berarti menunjukkah keberpalingan dan pembohongan kamu pada ayat Allah dan janji Allah. Andaikata kamu benar-benar meyakini ayat ini, niscaya hati dan jiwamu lebih tentram dengan janji Allah, dan kamu mengambil dunia secukupnya dan lebih bersungguh-sungguh dalam ibadah kepada Allah, karena Allah telah menjamin rezekimu sebelum kamu terwujud ke dunia ini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
لَوْتَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَايَرْزُقُ الطَّيْرَتَغْدُوْخِمَاصًاوَتَرُوْحُ بِطَانًا
Artinya : “Andaikata kalian sungguh-sungguh bertawakkal, Allah tentu akan memberi kalian rezeki sebagaimana Ia memberi rezeki burung, pergi (pergi berusaha mencari rezeki) di pagi hari dengan perut kosong, kembali di sore hari dengan perut kenyang  ” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Wahai hamba Allah sekalian, ketahuilah bahwa kesungguhan usahamu untuk mencari rezeki dapat membuat mata hati (bashirah) menjadi buta dan selanjutnya hati menjadi semakin keras. Allah telah menjamin rezekimu, sehingga kamu lebih bersungguh-sungguh dalam usaha menundukkan dirimu lahir dan bathin kepada Allah untuk mencapai ridhoNya.
بِرِزْقِكَ يَامِسْكِيْنُ رَبُّكَ قَدْ ضَمِنْ  فَكُنْ وَاثِقًابِهْ مُطْمَئِنًّامُحَقِّقِ
تَرَالطَّيْرَ ذِيْ تَغْدُوْخِمَاصًاوَتَرْجِعُ   بِطَانًاوَأَنْتَ أَيْضًابَذَاكَ مُصَدِّقِ
وَقَدْقَدَّرَاْلأَرْزَاقَ مِنْ قَبْلِ خَلْقِنَا   فَدَعْ عَنْكَ هَمَّ الرِّزْقِ فَاللهُ رَازِقِ
فَقَلْبِيَ لاَيَسْكُنْ لِغَيْرِإِلَهِهِ  وَرِزْقِيَ مَيْسُوْرٌوَلاَخَافٍ طَارِقِ
فَلاَيَنْبَغِيْ تَهْتَمُّ بِالرِّزْقِ يَافَتَى  وَكُنْ رَجِيًا أَبَدًابِرَبِّكَ وَاثِقِ
وَقُمْ فِي الدُّجَى وَاتْلُ الْقُرْآنَ مُرَتِّلاً وَخَلِّ دُمُوْعَ الْعَيْنِ فِى الْخَدِّ دَافِقِ
وَاطْلُبْهُ غُفْرَانَ الذُّنُوْبِ جَمِيْعًا  وَسُكْنًابِدَارِ الْخُلْدِ مَعْ كُلِّ مُتَّقِيْ
مَعَ الْحُوْرِوَالْوِلْدَانِ فِيْ جَنَّةِ الرِّضَا  وَقَدْطَالَ مِنِّيْ نَحْوَ ذَاكَ تَشَوُّقِيْ
يَحِقُّ لَنَاأَنْ نَتْرُكَ النَّوْمَ فِى الدُّجَى  لِنَيْلِ الْمَعَالِيْ وَالْحِسَانِ الْفَوَائِقِ
وَتَمَّتْ بِحَنْدِ اللهِ وَأَزْكَى صَللاَتِهِ  عَلَى الْمُصْطَفَى نُوْرِالشُّمُوْسِ الشَّوَارِقِ
وَاُمَّتُهُ تَعْلُوْ عَلَى كُلِّ اُمَّةٍ   عَلَيْهِ سَلَامُ اللهِ مَالاَحَ بَارِقِ
Wahai orang yang patut dikasihani, Tuhan telah menjamin rezekimu  Percayalah kepada Allah, tenangkan hatimu dan telitilah kebenaran ini
Kau lihat burung yang pergi dengan perut kosong selalu kembali dengan perut kenyang   Dan itupun sesungguhnya telah kau yakini
Ia telah menentukan rezeki sejak sebelum penciptaan kita   Jangan kau mengkhawatirkannya karena Allah yang telah membagikannya            
Hatiku tak pernah merasa tenang dengan selain Allah   Rezekiku telah dimudahkanNya
Dan akupun tak takut kehilangan harta Wahai pemuda  Tak pantas kau khawatirkan rezekimu Jadilah orang yang selalu berharap dan percaya kepada tuhanmu
Bangun dan bacalah Qur’an secara tartil dimalam hari   Usahakan air mata jatuh berderai di pipi
Mohonlah kepadaNya agar mengampuni seluruh dosa  Dan agar dapat tinggal di rumah kekekalan bersama kaum yang bertaqwa
Bersama para bidadari dan wildan dalam syurga keridhaan  Sungguh kerinduan yang telah lama kupendam
Seharusnya kita tak tidur di malam hari   Agar memperoleh kemuliaan, keindahan dan kedudukan tinggi
Tamatlah syair ini dengan pujian kepada Allah dan shalawat suci kepada Nabi   Kepada Al Musthafa, cahaya terbitnya sang mentari
Yang ummatnya mengungguli seluruh ummat  Salam Allah baginya selama petir masih berkilat
Ketahuilah bahwa :

أَلدُّنْيَامَزْرَعَةُ اْلآخِرَةِ
 Artinya: “Dunia adalah ladangnya akhirat”.
Oleh karena itu, bertekadlah dan bersungguh-sungguhlah untuk menghadapi hari taghabun, yaitu hari ditampakkannya seluruh kesalahan makhlukNya.
يَوْمَ لاَيَنْفَعُ مَالٌ وَّلاَبَنُوْنَ . إِلاَّ مَنْ أَتَى بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ . وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ . وَبُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِلْغَوِيْنَ
 Artinya: “Yaitu hari di saat harta dan anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. Pada hari itu syurga didekatkan kepada orang-orang yang bertaqwa, dan neraka jahim secara jelas diperlihatkan kepada mereka yang sesat”. (QS Asy Syu’ara : 88-91).
Semoga Allah memberikan kepada kita keselamatan dan menghindarkan kita dari kekecewaan dan penyesalan. Manfaatkanlah kesempatanmu untuk berbuat ketaatan ketika orang-orang yang lalai sedang lelap dalam kelalaiannya. Tinggalkanlah perdebatan dengan mereka yang mempunyai budi pekerti yang buruk.
اَلَّذِيْنَ هُمْ فِى خَوْضٍ يَّلْعَبُوْنَ
 Artinya: “Orang-orang yang bermain-main dalam kebatilan”. (QS. Ath Thur : 12).
Yaitu orang-orang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya dalam mencari kesenangan duniawi, mencintai kehidupan duniawi dan melupakan akhirat. Janganlah suka bergaul dengan orang yang suka mendebat kaum arifin dan shalihin, karena mereka selalu menyaksikan Allah dalam segala sesuatu, dan rahmat Allah pun selalu tercerah kepada mereka.
حَبِيْبٌ خَفِيٌّ عَنْ كُلِّ عَيْنِ النَّاظِرِ  وَتَنْظُرُهُ أَرْبَابُ التُّقَى بِالْبَصَائِرِ
 Artinya: “Kekasih tersembunyi dari setiap pandangan mata, namun orang yang bertaqwa dengan mata hati mengetahui”.
اِلَهِى كَيْفَ لاَتُطَاعُ وَاَنْتَ الَّذِى خْتَرَعْتَ كُلَّ شَيْءٍ مِنَ الْعَدَمِ أَمْ كَيْفَ تُعْصَى وَاَنْتَ الْقَائِمُ بِكُلِّ شَيْءٍ فَلَوْلاَكَ مَاعُرِفَ شَيْءٌ وَلاَكَانَ شَيْءٌ أَنْتَ اْلأَوَّلُ وَاْلأَخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ الْمُعْطَى الْمَانِعُ الْمُعِزُّ الْمُذِلُّ
 Artinya: “Tuhanku bagaimana Engkau tidak ditaati, sedangkan Engkaulah Pencipta segala sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Dan bagaimana Engkau didurhakai, sedangkan Engkau yang mangatur segala sesuatu. Kalau bukan karena Engkau, tiada sesuatupun yang akan dikenali dan tidak akan ada sesuatupun yang terjadi. Engkau adalah yang pertama dan yang terakhir, yang dhahir dan yang bathin, yang memberi dan yang menolak, yang memuliakan dan yang menghinakan”.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّنَا بِطَاعَتِكَ وَلاَتُذِلَّنَابِمَعْصِيَتِكَ فَإِنَّ الْعِزَّفِى الطَّاعَةِ وَالذُّلَّ فِى الْمَعْصِيَةِ
 Artinya: “Ya Allah, muliakanlah kami dengan taat kepadaMu dan janganlah Engkau hinakan aku dengan durhaka kepadaMu, karena sesungguhnya kemuliaan itu terletak pada ketaatan dan kehinaan terletak pada kedurhakaan”.
Mari kita banyak berdo’a dan merasa selalu bergantung dengan Allah subhanahu wa ta’ala :
اَللَّهُمَّ احْفَظْنَاوَحْرُسْنَابِعَيْنِكَ الَّتِى لاَتَنَامُ وَاكْنُفْنَابِرُكْنِكَ الَّذِى لاَيُضَامُ
Artinya: “Ya Allah, jaga dan mlindungilah kami dengan mataMu yang tidak pernah tidur dan lindungilah kami dengan pertolonganMu yang tak pernah terputus”.
اَللَّهُمَّ أَيَّدْنَابِمَعْرِفَتِكَ وَأَذِقْنَامَحَبَّتَكَ وَاحْشُرْنَامَعَ أَنْبِيَائِكَ بِجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَاأَرَحَمَ الرَّاحِمَيْنَ
Artinya: “Ya Allah, bantulah kami dengan makrifatMu, berilah kami kemampuan untuk merasakan cintaMu, dan kumpulkanlah kami bersama para NabiMu dengan berkat kemurahanMu dan kedermawananMu, wahai Tuhan yang paling kasih diantara seluruh yang pengasih”.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَابِكَ مُسْتَأْنِسِيْنَ وَمِنْ سِوَاكَ مُسْتَأْحِشِيْنَ وَبِبَابِكَ وَاقِفِيْنَ وَفِى رَحْمَتِكَ طَامِعِيْنَ
Artinya: “Ya Allah, jadilkanlah kami orang-orang yang merasa senang denganMu dan merasa sepi dengan selainMu. Aku berdiri di pintuMu dan sangat mengharap rahmatMu”.
اَللَّهُمَّ اسْبُلْ عَلَيْنَابَرْدَ عَافِيَتِكَ وَحَلاَوَةَ مُنَاجَاتِكَ وَاجْعَلْنَامِنْ أَهْلِ حَضْرَتِكَ
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah kepada kami kesejukan afiahMu, manisnya munajah kepadaMu, dan jadikanlah kami ahli hadrahMu”.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَامُتَمَسِّكِيْنَ بِسُنَّةِ نَبِيِّكَ وَصَفِيِّكَ وَحَبِيْبِكَ سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah kami selalu berpegang teguh dengan sunnah NabiMu, manusia pilihan dan kekasihMu, pemimpin orang terdahulu dan yang datang kemudian, Muhammad shallallahu alaihi wasallam, dengan berkat rahmatMu wahai Tuhan yang paling pengasih diantara seluruh yang pengasih, dan segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta ”.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS Al Ahzab : 56) 

Senin, 18 April 2011

Tadbir

Sesungguhnya tadbir yang tercela dan terlarang adalah jika seorang hamba menyandarkan keberhasilan usahanya pada kemampuan dan kekuatannya sendiri. Adapun tadbir yang terpuji adalah dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan mempercayakan semua urusan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, bergantung kepada daya dan kekuatanNya, dan berlepas diri dari daya dan kekuatannya sendiri. Contohnya adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga, member mereka nafkah dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala, bukan untuk memuaskan hawa nafsu dan tenggelam dalam kenikmatan duniawi.
Meninggalkan tadbir, amal dan usaha adalah melanggar syarat bertawakkal. Kepada seorang Arab dusun yang membiarkan ontanya kemudian berkata bahwa ia bertawakkal kepada Allah, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِعْقِلْهَا وَتَوَكَّلْ
Artinya : “Ikatlah onta itu kemudian bertawakkallah kepada Allah.” (HR Tirmidzi)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
خُذُوْاحِذْرَكُمْ
Artinya : “(Hai orang-orang yang beriman) bersiap siagalah kalian.” (QS An NIsa’ : 71)
Hendaknya mereka,
وَلْيَأْخُذُوْاأَسْلِحَتَهُمْ
Artinya : “Dan menyandang senjata mereka.” (QS An Nisa’ : 102)
وَاَعِدُّوْالَهُمْ مَّااسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَّمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُوْنَ بِهِ
Artinya : “Dan bersiaplah untuk menghadapi mereka dengan kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang dipersiapkan untuk berperang.” (QS Al Anfal : 60)
Allah juga berfirman kepada Nabi Musa alahis salam :
فَأَسْرِ بِعِبَادِيْ لَيْلاً
Artinya : “Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hamba Ku dimalam hari..” (QS Ad Dukhan : 23)
Berlindung di balik kegelapan malam agar tidak terlihat oleh musuh adalah salah satu jenis usaha mencari keselamatan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  juga pernah menyewa penjaga, merapatkan baju besinya, berbekal dalam perjalanan, membuat parit di sekeliling kota Madinah pada saat perang Khandaq untuk menghambat lajunya gerakan musuh, memimpin tentaranya menempuh jalan lain untuk menyembunyikan arah tujuan sebenarnya, menanyakan segala sesuatu tentang jalan-jalan yang sesungguhnya tidak ingin beliau lalui, misalnya : banyak dan sedikitnya air dan lading di jalan itu, sehingga pendengarnya menyangka beliau akan menempuh jalan itu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda :
أَلْحَرْبُ خَدْعَةٌ
 Artinya: “Perang itu tipu daya”.
أَلتَّدْبِيْرُ نِصْفُ الْمَعِيْشَةِ
Artinya : “Tadbir merupakan setengah dari mata pencaharian
Ucapan ini beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sampaikan untuk menekankan perlunya tadbir.
Dikutip dari Taqribul Ushul li Tashilil Wushul li Ma’rafatillahi War Rasul,  karya Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Mustahafa Al Babi Al Halabi, Mesir, 1965 M/1385 H, hal 31)